Sabtu, 08 Oktober 2016

Kelas Entrepreneur



Sabtu, 1 Oktober 2016.

Welcome, Oct!

Sesuai dengan judulnya, materi yang disampaikan kali ini tentang “Membangun Jiwa Creativ Entrepreneurship Mahasiswa.”

Salah satu sebab lemahnya jiwa wirausaha di Indonesia adalah cara pandang yang keliru tentang dunia wirausaha. Banyak yang beranggapan, berwirausaha memerlukan modal besar, pendapatan tidak pasti tiap bulannya, waktu kerja yang lebih lama dari jam kantoran, hingga kurangnya pengalaman dalam berwirausaha, menjadi sebuah batu sandungan bagi seseorang untuk membuka usaha secara mandiri.

Bagaimana seharusnya kita?
§  Menyiapkan tujuan atau orientasi hidup
Apa yang akan kita tuju dan capai di masa mendatang, dan mulai mencari cara bagaimana untuk mewujudkannya satu persatu.
§   
Menetapkan tujuan karir atau profesi
Menentukan kelak profesi apa yang akan kita pilih yang tentunya sesuai dengan cita-cita guna mewujudkan tujuan yang diinginkan, baik dalam jangka pendek, jangka panjang, maupun jangka menengah.

§  Melakukan self mapping
§   
Potensi
Kenali potensi yang kita miliki, apa kelenihan dan kekurangannya (intropeksi diri).

§  Mengetahui dan menyadri kapasitas diri

Dengan mengetahui apa yang kita miliki dan apa yang kita tuju, akan semakin jelas untuk mewujudkannya. Yang terpenting dalam berwirausaha kita percaya penuh pada potensi diri serta jangan pernah takut untuk gagal.

 Berhubung di pertemuan kali ini saya tidak bisa hadir, jadi kesimpulan materinya cukup sekian, hehe.

Senin, 03 Oktober 2016

Kelas Baru


Minggu, 25 September 2016.
Aula Fakultas Teknik.

Hari baru, semangat baru.
Berbeda teman, berbeda suasana.

Moving class pertama di Sekolah Penerus Bangsa menghadirkan 2 narasumber hebat yang sangat menginspirasi jiwa-jiwa yang haus akan ilmu dan serba kekurangan.

§  Ekonomi Kerakyatan
Oleh: Mursida Rambe (Direktur BMT Beringharjo)

Apa sih, ekonomi kerakyatan itu?

Ekonomi kerakyatan merupakan suatu sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat. Dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan dengan secara swadaya mengelola sumber daya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan dan dikuasainya, yang selanjutnya disebut sebagai Usaha Kecil dan Menegah (UKM).

Ciri-cirinya antara lain produksi barang maupun jasa yang menyangkut hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara, hal ini sesuai dengan Pasal 33 ayat 1-4 UUD 1945. Peran negara di ekonomi ini sangatlah penting akan tetapi tidak dominan, dan begitu juga perana dari pihak swasta yang posisinya memang penting akan tetapi tidak mendominasi juga. Sehingga tidak mungkin terjadi kondisi sistem ekonomi liberal ataupun sistem ekonomi sosialis. Kedua pihak tersebut yaitu pemerintah dan juga pihak swasta hidup berdampingan secara damai dan saling men-support satu sama lain. Selain itu, di dalam perekonomian ini masyarakat adalah bagian yang sangat penting,  karena kegiatan produksi yang dilakukan, diawasi dan dipimpin oleh anggota masyarakat.

Lalu, mengapa harus ekonomi kerakyatan?

Negara Indonesia saat ini rakyatnya hampir separuh dalam kondisi miskin, jumlah ini sangat banyak dan berpotensi memicu permasalahan kecemburuan ekonomi maupun sosial. Jumlah rakyat miskin yang banyak tersebut memerlukan peran yang lebih aktif dari pemerintah dalam menyelamatkan mereka dari kemiskinan, sekaligus peran dalam mensejahterakan mereka. Karena jika pemerintah memilih menerapkan ekonomi kerakyatan, akan membuka kesempatan yang lebih banyak kepada masyarakat kecil untuk turut berpartisipasi seluas-luasnya dalam pembangunan ekonomi tersebut, sehingga memperbesar kesempatan bagi masyarakat untuk memperoleh penghasilan yang lebih layak dan menjadi lebih sejahtera. Peran aktif pemerintah dalam ekonomi kerakyatan akan melindungi dan memberi kesempatan yang seimbang untuk masyarakat banyak.



Karena menurut saya apabila system ekonomi kerakyatan ini diterapkan secara utuh di Indonesia, ini akan membantu dalam peningkatan taraf kesejahteraan dan memperkecil taraf kemiskinan di negara ini.

§  Sarekat Dagang Islam
Oleh: Rosnendya Yudha Wiguna (Kabid Litbang PUSDIKA)



Pada mulanya Sarekat Islam lahir karena adanya dorongan dari R.M. Tirtoadisuryo seorang bangsawan, wartawan, dan pedagang dari Solo. Tahun 1909, ia mendirikan perkumpulan dagang yang bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Perkumpulan itu bertujuan untuk memberikan bantuan pada para pedagang pribumi agar dapat bersaing dengan pedagang Cina. Saat itu perdagangan batik mulai dari bahan baku dikuasai oleh pedagang Cina, sehingga pedagang batik pribumi semakin terdesak. 

Kegelisahan Tirtoadisuryo itu diutarakan pada H. Samanhudi. Atas dorongan itu H. Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam di Solo (1911). Pada mulanya SI bertujuan untuk kesejahteraan sosial dan persamaan sosial. Mula-mula SI merupakan gerakan sosial ekonomi tanpa menghiraukan masalah kolonialisme.

Maka jelaslah SDI bertujuan memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji-panji Islam.

Jumat, 23 September 2016

Menetas


Hello everyone!

Berhubung ini merupakan postingan pertama di blog ini, kita kenalan dulu ya.

Here we go!

Blog ini dibuat dan ditulis oleh seorang mahasiswi semester satu  program studi Sosiologi (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Punya hobi tidur, ngemil, nonton film, nyanyi, baca novel, pokoknya yang ena ena. Kalo disuruh deskripsiin diri dengan satu kata, mungkin kata “ceria” cocok sama kepribadianku.

Kedepannya, blog ini selain untuk memposting hal hal yang berkaitan dalam pemenuhan tugas, juga akan terisi dengan artikel artikel amatir atau sekedar cerita tentang kehidupanku.

Sekian perkenalan dari aku, salam super!
Dari seorang deadliner yang saat ini sedang mencoba untuk belajar menulis.

Dapat Apa?




Sekolah Penerus Bangsa merupakan suatu program yang dilaksanakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret, Surakarta, ditiap tahunnya. Program ini ditargetkan khususnya untuk para mahasiswa baru maupun mahasiswa lama sebagai tempat untuk mengasah jiwa nasionalisnya, meningkatkan kemampuan softskill dan sebagainya. Berhubung saya adalah mahasiswa baru yang ingin aktif dan masih penasaran tentang hal-hal baru di dunia perkuliahan, saya memutuskan untuk mengikuti acara tersebut.


Singkat cerita, dari kurang lebih 1000 pendaftar, hanya 200 orang beruntung yang diterima menjadi siswa Sekolah Penerus Bangsa atau yang biasa disingkat SPB 2016, termasuk saya salah satunya. Berhubung artikel ini merupakan pemenuhan tugas selepas acara Grand Opening yang dilaksanakan tanggal 16-18 September 2016, mari kita mulai langsung ke topiknya.

Grand Opening Sekolah Penerus Bangsa 2016
Lokasi: Korem Warastratama 074, Jl. Slamet Riyadi, Kerten, Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57143, Indonesia.

Berbicara tentang hal yang saya dapatkan selama 3 hari 2 malam di Grand Opening Sekolah Penerus Bangsa, tentu banyak sekali. Dari bertemu dan bertegur sapa dengan teman-teman baru, mengikuti materi yang disampaikan oleh kakak-kakak yang penuh inspiratif, makan bersama, games seru, senam, lari pagi, sampai turun langsung ke pasar.

Dalam penyampaian materi, ada beberapa hal yang saya ringkas, antara lain:

§  Di materi pertama tentang Mengenal Diri, saya menyimpulkan hal yang dapat saya ambil adalah tentang betapa perlu dan pentingnya kita memahami diri kita sendiri, sebagai apa kita, untuk apa kita, dan apa yang kita bisa lakukan untuk Indonesia. Dalam mewujudkan hal yang akan dilakukan untuk menjadi the real “generasi penerus bangsa”, kami diajarkan untuk tidak lagi berpikir secara konseptual, yang cakupannya sangat besar dan luas. Tapi disini kami dituntut harus memberikan bukti-bukti konkrit untuk perubahan, walaupun lingkupnya kecil. Contohnya seperti saya konsisten untuk tidak telat dalam setiap acara.

§  Materi kedua berjudul Peran Mahasiswa. Materi ini tentunya membahas tentang peran-peran yang harusnya dilakukan oleh mahasiswa. Ada 4 poin penting dalam materi ini:
1.      Mahasiswa sebagai agent of change
Sebagi mahasiswa, kita tidak hanya menjadi penggagas perubahan, melainkan juga menjadi pelaku dari perubahan tersebut. Mahasiswa diharapkan mampu berpikir untuk melakukan perubahan kearah positif dengan tidak menghilangkan jati diri kita sebagai mahasiswa dan Bangsa Indonesia. Namun untuk mengubah sebuah negara, hal utama yang harus dirubah terlebih dahulu adalah diri sendiri. Untuk itu kita harus mulai perubahan-perubahan kecil dalam diri kita.

2.      Mahasiswa sebagai iron stock
Maksudnya disini, mahasiswa mmerupakan seoarang calon pemimpin masa depan yang akan menggantikan generasi yang ada dengan kemampuan yang ia miliki. Pengembangan softkill, kreativitas dan inovasi diperlukan dalam hal ini.

3.      Mahasiswa sebagai social control
Disini mahasiswa seharusnya menumbuhkan jiwa sosial yang peduli terhadap masyarakat, karena kita sendiri merupakan bagian dari masyarakat. Kepedulian tersebut tidak hanya diwujudkan dengan semacam aksi atau demo saja. Melainkan dari pemikiran-pemikiran cemerlang, diskusi, dan sebagainya.

4.      Mahasiswa sebagai moral force
Dalam kehidupannya, mahasiswa dituntut untuk dapat memberikan contoh atau teladan yang baik bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan mahasiswa adalah bagian dari masyarakat sebagai kaum “terpelajar”. Maka dari itu, peran moral force sangat dibutuhkan bagi mahasiswa Indonesia yang secara garis besar memiliki tujuan untuk menjadikan negara ini lebih baik.

§  Selanjutnya untuk materi ketiga yaitu tentang Menulis.
Bukan menulis sesederhana yang dipikirkan. Dalam materi ini kami belajar bagaimana menulis tulisan yang baik, sesuai dengan standar etika penulisan.

Intinya, acara Grand Opening SPB 2016 seru! Saya senang sekaligus bangga bisa berada disini. Berada di hadapan teman-teman hebat seperti mereka, saya merasa seperti orang yang serba kekurangan. Kekurangan ilmu, kekurangan keberanian, bahkan mungkin kekurangan semangat. Tapi dari kekurangan kekurangan itulah saya belajar untuk menyempurnakannya di sekolah ini.

Salam generasi penerus merah putih!